Para buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) meminta Kapolda Metro Jaya Irjen Putut Eko Bayuseno untuk segera mencopot atau memutasi Kapolres Bekasi Kabupaten karena telah melakukan pembiaran aksi premanisme dan anarkisme terhadap buruh.
"Karena di Bekasi dimulai aksi premanisme dan adu domba antara buruh dan preman," kata Nurdin, pemimpin aksi saat melakukan orasinya di Mapolda Metro Jaya, Rabu (16/1/2013).
Dalam orasinya, para buruh juga menceritakan kejadian yang mereka alami pasca-aksi unjuk rasa di sebuah perusahaan di Bekasi pada 29 Oktober 2012. Dalam kejadian itu, banyak buruh yang dianiaya oleh preman bersenjata.
"Dalam kejadian di Bekasi pada 29 Oktober, banyak rekan kami yang terluka akibat sabetan samurai dan pukulan balok yang dilakukan preman. Bahkan, rekan-rekan kami yang tidak tahu apa-apa (tidak ikut demo) juga jadi korban. Pulang kerja tiba-tiba dihadang preman yang bawa samurai dan balok. Polisi cuma diam," kata Nurdin.
Para buruh hadir di Mapolda Metro Jaya bersama sejumlah anggota LBH Bekasi, yang menjadi kuasa hukumnya. Para buruh juga menyatakan sejak kejadian pada 29 Oktober tahun lalu tersebut, beberapa aksi unjuk rasa yang dilakukan buruh di sejumlah tempat selalu disertai dengan kehadiran preman. Yang juga mereka sesalkan, polisi bertindak represif terhadap buruh, tetapi membiarkan preman yang bersenjata dan bertindak anarki terhadap buruh.
"Kami meminta polisi jangan menangkap buruh padahal buruh punya izin untuk menyampaikan dan menuntut hak-haknya. Tapi polisi membiarkan preman yang jelas-jelas membawa senjata dan bertindak sewenang-wenang terhadap buruh. Polisi jangan mengadu domba buruh dengan preman," kata Suparno, wakil dari LBH Bekasi, yang juga berkesempatan melakukan orasi.
Dalam aksi tersebut, para buruh diberi kesempatan untuk berdialog dengan Kapolda Metro Jaya. Sepuluh perwakilan buruh menemui Kapolda di ruang kerjanya.
0 komentar:
Posting Komentar